METODE
PENGUJIAN
KEAUSAN
AGREGAT DENGAN MESIN ABRASI LOS ANGELES
SNI
03-2417-1991
RUANG LINGKUP :
Metode pengujian ini dapat digunakan untuk mengukur keausan agregat
kasar.
RINGKASAN :
Metode
pengujian ini sebagai pegangan untuk menentukan ketahanan agregat kasar
terhadap
keausan
dengan mempergunakan mesin abrasi Los Angeles. Tujuannya untuk mengetahui angka
keausan yang dinyatakan dengan perbandingan antara berat bahan aus lolos saringan
No. 12 (1,7 mm) terhadap berat semula, dalam persen.
Peralatan
yang digunakan sebagai berikut: mesin Abrasi Los Angeles, saringan No. 12 (1,7
mm), timbangan, bola-bola baja dan oven.
Benda
uji dipersiapkan dengan cara sebagai berikut: berat dan gradasi benda uji
sesuai daftar "Gradasi dan Berat Benda Uji, bersihkan benda uji dan
keringkan dalam oven pada suhu (110 ±5) ̊̊ C sampai berat tetap.
Prosedur
pengujian sebagai berikut: benda uji dan bola baja dimasukkan ke dalam mesin
abrasi,
putarkan
mesin dengan kecepatan 30 sampai dengan 33 rpm. Setelah selesai pemutaran,
keluarkan benda uji dari mesin kemudian saring dengan saringan No. 12 (1,7 mm):
Butiran yang tertahan di atasnya dicuci bersih, selanjutnya dikeringkan dalam
oven sampai berat tetap. Hitung prosentase angka keausan.
Hasil
pengujian bahan ini dapat digunakan dalam perencanaan dan pelaksanaan bahan
perkerasan jalan atau konstruksi beton.
METODE
PENGUJIAN JUMLAH BAHAN DALAM AGREGAT YANG LOLOS SARINGAN
NO. 200 (0,075 MM)SNI 03-4142-1996
RUANG LINGKUP
Metode
pengujian ini meliputi persyaratan, ketentuan-ketentuan, cara pengujian agregat
untuk menentukan persen bahan dalam agregat yang lolos saringan Nomor 200
(0,075 mm).
RINGKASAN
Metode
Pengujian Jumlah Bahan Dalam AgregatYang Lolos Saringan Nomor 200 (0,075 mm)
adalah banyaknya bahan yang lolos saringan nomor 200 (0,075mm) sesudah agregat
dicuci sampai air cucian menjadi jernih. Tujuannya adalah untuk memperoleh
persentase jumlah bahan dalam agregat yang lolos saringan Nomor 200 (0,075 mm),
sehingga berguna bagi perencana dan pelaksana pembangunan jalan.Peralatan yang digunakan adalah :
saringan Nomor 200 (0,075 mm) dan Nomor 16 (1,18 mm), wadah untuk mencuci,
timbangan dengan ketelitian maksimum 0,1 % dari berat benda uji,dan oven.
Bahan pembersih yang digunakan adalah bahan pembersih seperti detergent
atau sabun.Benda uji adalah agregat dalam kondisi kering oven dengan berat
tergantung pada ukuran maksimum agregat.Persiapanpelaksanaan yakni menyiapkan peralatan yang akan digunakan,tulis
identitas benda uji ke dalam formulir pengujian,saring contoh agregat sesuai
SNI-1969-1990, tentang Pengujian Analisa Saringan Agregat Halus dan Kasar,
untuk mengetahui ukuran maksimum agregat,siapkan benda uji dalam kondisi kering
oven dengan melalui alat pemisah contoh, tentukan beratnya sehingga memenuhi
ketentuan.
Pelaksanaan Pengujian diantaranya;
Timbang wadah tanpa benda uji,timbang benda uji dan masukan ke dalam wadah,masukan
air pencuci yang sudah berisi sejumlah bahan pembersih ke dalam wadah, sehingga
benda uji terendam,aduk benda uji dalam wadah sehingga menghasilkan pemisahan
sempurna antara butir-butir kasar dan bahan halus yang lolos saringan Nomor 200
(0,075 mm). Usahakan bahan halus tersebut menjadi melayang di dalam larutan air
pencuci sehingga mempermudah memisahkannya,tuangkan air pencuci dengan segera
di atas saringan Nomor 16 (1,18 mm) yang di bawahnya dipasang saringan Nomor
200 ( 0,075 mm ) pada waktu menuangkan air pencuci harus hati-hati supaya bahan
yang kasar tidak ikut tertuang,ulangi pekerjaan butir (3), (4) dan (5),
sehingga tuangan air pencuci terlihat jernih,kembalikan semua benda Uji yang
tertahan saringan Nomor 16 (1.18 mm) dan Nomor 200 (0,075 mm) ke dalam wadah
lalu keringkan dalam oven dengan suhu (110±5)°C, sampai mencapai berat tetap,
dan timbang sampai ketelitian maksimum 0,1 % dari berat contoh,dan hitung
persen bahan yang lolos saringan Nomor 200 (0,075 mm).
METODE
PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN
AGREGAT HALUS DAN KASAR
SNI 03-1968-1990
RUANG LINGKUP :
Metode pengujian ini mencakup jumlah dan jenis-jenis tanah baik agregat
halus maupun agregat kasar.
RINGKASAN :
Metode
ini digunakan untuk menentukan pembagian butir (gradasi) agregat halus dan
agregat kasar dengan menggunakan
saringan, tujuannya untuk memperoleh distribusi besaran atau jumlah persentase
butiran.
Analisa
saringan agregat ialah penentuan persentase berat butiran agregat yang lolos
dari satu set saringan kemudian angka-angka prosentase digambarkan pada grafik
pembagian butir.
Peralatan
yang digunakan ; timbangan, satu set saringan, oven, alat pemisah, mesin
guncang jaringan, talam dan alat lainnya.
Benda
uji berupa jenis-jenis tanah baik agregat halus maupun agregat kasar yang
diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara perempatan banyak.
Berat
minimum benda uji harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
Agregat
halus terdiri dari ;
• ukuran maksimum 4,76 mm; berat minimum 500
gram
• ukuran maksimum 2,38 mm; berat minimum 100
gram
Agregat kasar antara lain terdiri dari ;
•
ukuran maksimum 3,5"; berat minimum 35 kg
•
ukuran maksimum 2,5"; berat minimum 25 kg
•
ukuran maksimum 1"; berat minimum 10 kg.
Bila
agregat berupa campuran dari agregat halus dan agregat kasar, agregat tersebut
dipisahkan menjadi dua bagian dengan saringan no. 4.
Prosedur
pengujian meliputi tahapan sebagai berikut ; benda uji dikeringkan dalam oven,
dengan suhu (110 +5) derajat celcius, sampai berat tetap. Saring benda uji
lewat susunan saringan dengan ukuran saringan paling besar ditempatkan paling
atas, saringan diguncang dengan tangan atau mesin selama 15 menit kemudian
hitung prosentase berat benda uji yang tertahan di atas masing-masing saringan
terhadap berat total benda uji setelah disaring. Hasil pengujian ini dapat
digunakan antara lain: untuk penyelidikan quarry agregat, untuk perencanaan
campuran dan pengendalian mutu beton.
METODE
PENGUJIAN
BERAT JENIS DAN
PENYERAPAN AIR AGREGAT KASAR
SNI 03-1969-1990
RUANG LINGKUP :
Metode
pengujian ini dilakukan pada tanah jenis agregat kasar, yaitu yang tertahan
oleh saringan
berdiameter
4,75 mm (saringan No. 4).
RINGKASAN :
Metode
ini sebagai pegangan dalam pengujian untuk menentukan berat jenis curah, berat
jenis
kering
permukaan jenuh, berat jenis semu dan penyerapan dari agregat kasar. Tujuannya
untuk memperoleh angka berat jenis tersebut dan angka penyerapan.
Peralatan
yang digunakan antara lain keranjang kawat No. 6 atau No. 8, tempat air,
timbangan, oven, saringan No. 4.
Benda
uji adalah agregat yang tertahan oleh saringan berdiameter 4,75 mm (saringan
No. 4), yang diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara penempatan, sebanyak
kira-kira 5 kg.
Prosedur
pengujian meliputi tahapan sebagai berikut: cuci benda uji, keringkan dalam
oven, kemudian dinginkan. Timbang dengan ketelitian 0,5 gr (Bk), rendam benda
uji dalam air selama 24 jam. Selanjutnya keluarkan benda uji dari air lalu
ditimbang benda uji kering permukaan jenuh (Bj), letakkan benda uji di dalam
keranjang dan goncangkan batunya lalu tentukan beratnya di dalam air (Ba).
Kemudian hitung berat jenis curah, berat jenis kering - permukaan jenuh, berat
jenis semu, dan penyerapan dengan menggunakan rumus-rumus berikut:
Berat
Jenis curah = Bk / Bj – Ba
Berat
jenis kering - permukaan jenuh = Bj / (B – Ba)
Berat
jenis semu = Bk /(Bk – Ba)
Penyerapan
= 100 ( Bj – Bk) /Bk
Bk :
berat benda uji kering oven;
B : berat benda uji kering oven permukaan
jenuh;
Bj: berat benda uji kering oven permukaan jenuh
di dalam air;
Hasil
pengujian ini dapat digunakan dalam pekerjaan; penyelidikan quarry agregat;
perencanaan campuran, pengendalian mutu beton, perencanaan campuran dan
pengendalian mutu perkerasan jalan.
METODE
PENGUJIAN
BERAT
JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT HALUS
SNI
03-1970-1990
RUANG LINGKUP :
Metode pengujian ini dilakukan pada tanah jenis agregat halus yaitu
lolos saringan No. 4 (4,75 mm).
RINGKASAN :
Metode
ini sebagai pegangan dalam pengujian untuk menentukan berat jenis curah, berat
jenis kering
permukaan
Jenuh, berat jenis semu dan angka penyerapan dari agregat halus. Tujuannya
untuk mendapatkan angka berat jenis tersebut dan angka penyerapan.
Peralatan
yang digunakan antara lain : timbangan, piknometer, saringan No. 4, oven,
desikator, dll. Benda uji adalah agregat yang lolos saringan No. 4 (4,75 mm}
diperoleh dari alat pemisah contoh atau
cara
penempatan sebanyak 100 gr. Prosedur pengujian sebagai berikut: keringkan benda
uji dalam oven selama 2 Jam, dinginkan
kemudian
rendam dalam air seiama (24 + 4) jam. Buang air perendam dan keringkan di udara
panas sampai tercapai keadaan kering permukaan jenuh.Setelah tercapai kering
permukaan jenuh masukkan 500 gr benda uji ke dalam piknometer, lalu rendam
piknometer dalam air, kemudian tambahkan air sampai mencapai tanda batas.
Timbang piknometer berisi air dan benda uji sampai ketelitian 0,1 gram (Bt).
Keluarkan benda uji, lalu keringkan dalam oven dan dinginkan dalam desikator,
kemudian timbang (Bk).Tentukan berat piknometer berisi air penuh dan ukur suhu
air guna penyesuaian dengan suhu standar 250C (B). Hitung berat jenis curah,
berat jenis kering permukaan jenuh, berat jenis semu, dan penyerapan dengan
menggunakan rumus-rumus sebagai berikut:
Berat
jenis curah = Bk / (B + 500 – Bt)
Berat
jenis kering - permukaan jenuh = 500 /
(B =+ 500 – B)
Berat
jenis semu = B k /(B + Bk– B t)
Penyerapan =100 (500 – Bk) /Bk
Bk :
berat benda uji kering oven;
B
: berat piknomneter berisi air;
Bj :
berat p[iknometer berisi benda uji dan air;
Ba
: berat berat benda uji kering oven permukaan jenuh.
PENGUJIAN KELEKATAN AGREGAT TERHADAP ASPAL
Revisi SNI
03-2439-1991
Ruang lingkup
Standar
ini menetapkan cara untuk menguji ketahanan penyelimutan film aspal pada
permukaan suatu agregat. Pengujian ini diterapkan pada aspal cair, aspal
emulsi, dan aspal semi padat.
Cara
uji ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam pelaksanaan pengujian
penyelimutan dan pengelupasan pada campuran agregat-aspal. Jenis aspal yang
diterapkan dalam cara uji ini meliputi aspal cair, aspal emulsi, dan aspal semi
padat.
Penyelimutan
agregat terhadap aspal adalah persentase luas permukaan agregat yang diselimuti
aspal terhadap permukaan agregat.Alat dan bahan yang digunakan adalah cawan,
timbangan, pisau pengaduk (spatula), oven, saringan, agregat, air suling, dan
aspal.
Bahan
Agregat
Air suling
Jika
perlu, air suling dididihkan lagi atau disuling ulang sehingga mempunyai pH
antara 6,0 dan 7,0.Jangan menggunakan elektrolit jenis apapun untuk mengoreksi
pH.
Aspal
Bila
evaluasi jenis aspal telah diusulkan, gunakan aspal dari jenis, kelas, dan
sumber yang diusulkan tersebut untuk digunakan pada pelaksanaan pekerjaan
[lihat 8.a)].Bila diusulkan menggunakan bahan tambah (additives), tambahkan
pada aspal dalam jumlah yang ditentukan dan aduk dengan sempurna sebelum
pengujian.
Ringkasan cara uji sebagai berikut:
-
Agregat yang telah dipilih dan disiapkan dilapisi dengan aspal pada temperatur
yang
telah ditentukan, sesuai dengan kelas (grade)
aspal yang digunakan.
-Bila digunakan aspal cair (cut back
asphalt), agregat yang diselimuti aspal dibiarkan
pada
temperatur 60̊ C.
- Bila
digunakan aspal emulsi, agregat yang diselimuti aspal dibiarkan pada temperature
135̊ C.
-
Setelah penyelimutan, bila digunakan aspal semi padat, atau setelah mengikat
untuk
aspal
cair, aspal emulsi, agregat yang terselimuti direndam dalam air suling selama
(16 – 18) jam pada temperatur ruang.
Ringkasan
metode uji Agregat yang telah dipilih dan disiapkan
dilapisi dengan aspal pada temperatur yang telah ditentukan, sesuai dengan
kelas (grade) aspal yang digunakan. Bila digunakan aspal cair (cut back
asphalt), agregat yang diselimuti aspal dibiarkan pada temperatur 60 C.
Bila digunakan aspal emulsi, agregat yang diselimuti aspal dibiarkan pada
temperatur 135C. Setelah penyelimutan, bila digunakan aspal semi padat, atau
setelah mengikat untuk aspal cair, aspal emulsi, agregat yang terselimuti
direndam dalam air suling selama 16 jam sampai dengan 18 jam. Pada akhir
periode perendaman dan campuran agregat-aspal masih di dalam air, luas total
permukaan agregat yang masih diselimuti film aspal diperkirakan secara visual
dengan nilai “di bawah 95%” atau “di atas 95%”.
METODE PENGUJIAN
KADAR RONGGA AGREGAT HALUS YANG TIDAK
DIPADATKAN
SNI 03-6877-2002
Ruang Lingkup
Metoda
pengujian ini adalah untuk menentukan kadar rongga agregat halus dalam keadaan
lepas (tidak dipadatkan). Bila pengujian dilakukan pada agregat yang gradasinya
diketahui, kadar rongga dapat menjadi indikator angularitas, bentuk butir dan
tekstur permukaan relatif terhadap agregat halus lain dengan gradasi yang sama.
Bila pengujian dilakukan terhadap agregat halus sesuai gradasi yang akan
digunakan di lapangan, kadar rongga merupakan indikator terhadap kemudahan
pengerjaan suatu campuran.
Ringkasan
Kadar
rongga agregat halus dalam ruang diantara butir-butir agregat yang tidak
diisioleh partikel yang padat.
Ada
tiga prosedur untuk menentukan kadar rongga. Dua prosedur digunakan untuk
agregat halus dengan gradasi tertentu (gradasi standar atau yang gradasinya
telah diketahui) dan satu prosedur lagi digunakan untuk contoh yang terdiri
atas fraksi tertentu agregat.
Peralatan
1 Silinder Pengukur
Silinder
pengukur dengan kapasitas kurang lebih 100 ml dengan diameter dalam kira-kira
39 mm, dan tinggi bagian dalam kurang lebih 86 mm yang dibuat dari pipa tembaga
sesuai spesifikasi B 88, jenis M atau B 88 M jenis C. Alas silinder harus
terbuat dari logam dengan tebal minimum 6 mm, dan harus dipasang rapat pada
silinder. Pada bagian bawah alas silinder harus dilengkapi dengan takikan yang
berfungsi mensentriskan sumbu silinder dengan corong.
2 Corong
Diameter
lubang terkecil corong adalah (12,7 ± 0,6) mm, dinding bagian bawah corong
minimum 38 mm. Corong harus terbuat dari logam dengan permukaan bagian dalamnya
halus. Volume corong minimum adalah 200 ml atau harus dilengkapi dengan tabung
gelas atau logam sehingga memenuhi persyaratan volume tersebut.
3 Penyangga Corong
Penyangga corong harus mampu menyangga corong sehingga sumbu corong
berhimpit
dengan sumbu silinder pengukur (ketelitian sumbu adalah 40 dan jarak horisontal
2 mm). Lubang terkecil corong harus berada (115 ± 2) mm di atas permukaan
silinder.
4 Pelat Kaca
Pelat
kaca berukuran 60 mm x 60 mm, dengan tebal minimum 4 mm digunakan untuk
mengkalibrasi
silinder pengukur.
5 Pan
Pan
logam atau plastik dengan ukuran yang cukup untuk menampung penyangga corong
serta mencegah terbuangnya bahan.
6 Spatula Logam
Spatula
logam dengan panjang bilah 100 mm dan lebar minimum 20 mm dengan sisi-
sisi
yang lurus. Ujung spatula harus tegak lurus terhadap sisi-sisi spatula.Spatula
digunakan untuk meratakan agregat halus.
7
Timbangan dengan ketelitian ±
0,1 gram, yang mampu menimbang silinder pengukur beserta isinya.
TATA CARA
PENGAMBILAN CONTOH AGREGAT
SNI 03-6889-2002
Tata
cara ini meliputi tata cara pengambilan contoh (sampling) agregat kasar dan
halus yang digunakan untuk penyelidikan pendahuluan sumber potensial,
pengendalian produksi pada sumber persediaan,pengendalian pelaksanaan lapangan
dan penerimaan atau penolakan bahan (material).
Ringkasan
Contoh
agregat adalah material yang diambil dari satu kelompok material dengan cara
tertentu sehingga mewakili kelompok tersebut.
Peralatan untuk sumber agregat potensial,adalah;
cangkul,linggis,sekop,belincong,meteran,timbangan,dan satu set saringan ukuran
2,36 mm sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Peralatan untuk sumber batuan kompak,adalah ;
sekop,belincong,meteran,timbangan,dan satu set saringan ukuran 2,36 mm sampai
90 mm.
Peralatan untuk tumpukan kerucut,adalah; pipa baja,cangkul,sekop,belincong,meteran,timbangan,
dan satu set saringan ukuran 2,36 mm sampai 90 mm.
Peralatan untuk tumpukan trapesium,adalah; pipa baja,cangkul,sekop,belincong,meteran,timbangan,
dan satu set saringan ukuran 2,36 mm sampai 90 mm.
Peralatan untuk agregat dari ban berjalan, adalah; template,sekop
laboratorium,timbangan,satu set saringan ukuran 2,36 mm sampai 90 mm,dan kuas
75 mm.