Tahapan Pekerjaan Jalan
1. Pembersihan lahan
Sebelum jalan dibangun maka langkah
pertama yang harus dilakukan adalah pembersihan lahan, baik pembersihan
dari pohon-pohonan maupun akar-akar pohon,dan pemerataan tanah
dengan menggunakan alat-alat seperti excavator.
2. Pemerataan Tanah
Setelah lahan dibersihkan,
kemudian dilakukan pekerjaan pemerataan tanah dengan mengunakan buldozer.
Untuk memindahkan tanah bekas galian digunakan dump truk
3. Penghamparan
material pondasi bawah
Penghamparan material pondasi bawah
berupa batu kali dengan mengunakan transportasi dump truk kemudian diratakan
dan dipadatkan dengan mengunakan alat tandem roller. Pekerjaan perataan dengan tandemroller
dilakukan lagi pada saat pengamparan lapis pondasi atas dan lapis permukaan
gunanya untuk pemadatan. Pada saat penghamparan lapis pondasi dilakukan
pekerjaan pengukuran elevasi urukan dengan alat theodolit dan perlengkapanya.
4. Penghamparan lapisan asphalt.
Setelah selesai penghamparan
material untuk lapisan pondasi bawah baru dilakukan proses selanjutnya adalah
penghamparan asphalt yang sebelumnya telah dipanaskan terlebih dahulu
hingga mencair.
Untuk menghamparkan asphalt
digunakan alat asphalt finisher. Setelah asphalt berhasil dilemparkan dengan
elevasi jalan raya yang telah diukur mengunakan theodolit sesuai pekerjaan
perencanaan selanjutnya adalah pemadatan dengan buldozer hingga memenuhi
kepadatan dan elevasi yang direncanakan
5.Tahap finishing
Pekerjaan selanjutnya adalah
finishing pemadatan dan perataan jalan raya dengan alat peneumatic roller
Jalan raya sudah jadi dengan
konstruksi sebagai berikut :
Keterangan: Perkerasan jalan raya dibuat berlapis-lapis
seperti kue lapis, dengan tujuan untuk dapat menerima beban dan menyebarkan
beban serta meneruskan beban kebawahnya. Biasanya material yang dipakai untuk
perkerasan lapisan jalan raya adalah semakin kebawah semakin berkurang
kwalitasnya. Karena lapisan yang ada dibawahnya semakin sedikit menerima beban.
Lapisan tersebut dapat dilihat seperti yang ada dibawah ini.
1.Lapisan Permukaan (Surface Course)
Lapisan permukaan ini terletak
paling atas pada jalan raya. Lapisan yang langsung bersentuhan dengan pijakan
atau, lapisan yang langsung bersentuhan dengan ban kendaraan. Lapisan ini
berfungsi sebagai penahan beban roda kendaraan. Lapisan Permukaan
tersebut juga memiliki stabilitas yang tinggi, kedap air untuk melindungi
lapisan pondasi yang ada dibawahnya. Sehingga air mengalir kesaluran
samping bagian jalan raya, tahan terhadap kehausan akibat gesekan rem kendaraan
dan diperentukan untuk meneruskan beban kendaraan kelapisan bagian bawahnya.
2.Lapisan Pondasi atas (Base Course)
Lapisan pondasi atas terletak pada
bawah lapisan permukaan. Lapisan ini berfungsi terumata untuk menahan gaya
lintang akibat beban roda dan meneruskan kelapisan bawahnya, Sebagai bantalan
untuk lapisan permukaan, dan lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah
Material yang digunakan untuk lapisan ini adalah harus material dengan kwalitas
yang tinggi sehingga kuat menahan beban untuk yang direncanakan.
3.Lapisan Pondasi bawah (Subbace Course)
Lapisan Pondasi bawah adalah
berada dibawah lapisan pondasi atas, dan diatas lapisan tanah dasar. Lapisan
ini berfungsi untuk menyebarkan beban lapisan pondasi bawah kelapisan tanah
dasar. Untuk menghemat material yang digunakan untuk lapisan atas, karena
biasanya menggunakan material yang lebih murah. Selain itu lapisan pondasi
baawah juga berfungsi untuk mencegah partikel halus yang masuk kedalam material
perkerasn dan melindungi air agar tidak masuk kelapisan dibawahnya.
4.Lapisan Tanah Dasar (Subgrade)
Lapisan Tanah Dasar adalah bagian
terbawah dari lapisan pondasi jalan raya, Apabila kondisi tanah
pada lokasi pembangunan jalan yang spesipikasi yang direncanakan maka tanah
tersebut akanlangsung dipadatkan dengan mengunakan alat. Tebalnya berkisar
diantara 50-100 cm. Fungsi utamanya adalah sebagai perletakan jalan Raya.
I.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan
tujuan dari uraian Metode Pelaksanaan ini adalah untuk menjelaskan secara garis
besar uraian tahapanpelaksanaan dari pekerjaan
pekerjaan utama dan pekerjaan penunjang, sehingga dapat dilihat keterkaitan
darimasing masing pekerjaan maupun antar
pekerjaan terhadap spesifikasi yang telah disyaratkan. Dalam metode
ini juga akan digambarkan pelaksanaan pekerjaan dengan memperkecil
gangguan terhadap lalulintas
I.3 Lokasi Pekerjaan dan Lingkup
Pekerjaan
Lokasi pekerjaan ini berada di
wilayah Propinsi Sumatera Utara, dengan lingkup pekerjaan antara lain :
Pekerjaan persiapan yang meliputi
pekerjaan mobilisasi, persiapan fasilitas penunjang, pengukuran,pengujianbahan,
dll.
Pekerjaan tanah yang akan meliputi
pekerjaan pembersihan / pengupasan top soil, galian dan timbunan tanahuntuk
pekerjaan pelebaran jalan dan bahu jalan.
Pekerjaan lapisan kontruksi perkerasan
pada pelebaran jalan yang terdiri dari timbunan pilihan, lapis pondasiAgregat B, Agregat A, AC Base, AC Blinder dan AC
WC.
Pekerjaan drainase yang meliputi
pekerjaan galian untuk saluran drainase
Pekerjaan Overlay diatas existing
jalan berupa AC BC dan AC WC, dimana pada beberapa bagian jalansebelum dihampar
AC-BC akan diratakan dengan menggunakan AC BC Leveling.
Pekerjaan bahu jalan yaitu
menggunakan Aggregat S dan Latasir kelas A.
Pekerjaan Minor.
II. METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Metode pelaksanaan pekerjaan yang
diuraikan dibawah ini akan dijelaskan mengenai tahapan dan tata carapelaksanaan
yang menggambarkan pelaksanaan pekerjaan dari awal sampai akhir, yang disusun
berdasarkan dokumenlelang, gambar teknis,
dan spesifikasi. Penjelasan ini akan meliputi :
Program Mobilisasi
Pengendalian Mutu Pekerjaan
Uraian Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan
II.1
Program Mobilisasi
Program mobilisasi yang akan
diuraikan didalam bagian ini adalah untuk memberikan penjelasan dan
penjabaranmengenai hal-hal yang akan dilakukan oleh PT. Seneca Indonesia
didalam masa mobilisasi, program mobilisasi inimeliputi :
1.
Lokasi dan Lahan untuk Base camp
Dalam melaksanakan pekerjaan
Peningkatan Kapasitas Jalan
Indrapura
Lima Puluh B
ini PT. Seneca Indonesiaakan
menggunakan base camp PT. Seneca Indonesia yang terletak di Sumatera Utara, Kp.
Yaman, Labuhan Batu.Lokasi base camp terletak di Km. 225+000 dan lokasi ini
berjarak ± 6.9 jam dengan kecepatan rata-rata40km/jam. Untuk menunjang
pekerjaan dilapangan, PT. Seneca Indonesia akan menyewa lahan dekat
denganlokasi pekerjaan. Pada lokasi base camp ini telah tersedia fasilitas dan
peralatan sebagai berikut :a.
Kantor Unit Produksib.Gudangc.Laboratoriumd.,Workshop / bengkele.Asphalt
Mixing Plantf.Stone Crusherg.Truck
Scaleh.Generator Seti.
DllSedangkan untuk kantor proyek /
kantor lapangan yang akan memonitor jalannya pelaksanaan pekerjaan, makaPT.
Seneca Indonesia akan mengadakan (penyewaan) lahan tambahan yang akan dicari
didekati lokasi proyek.
2.
Laboratorium
Untuk melakukan pengendalian mutu
pekerjaan dalam pelaksanaan paket proyek ini, maka PT. SenecaIndonesia akan
menggunakan laboratorium utama yang telah dimiliki yang berlokasi di Base camp
PT. SenecaIndonesia di Sumatera Utara , Kp. Yaman Labuhan Batu Km 255+000. Pada
Laboratorium tersebut telahtersedia peralatan untuk pengujian tanah, pengujian
agregat, pengujian aspal dan pengujian beton. Untukmenunjang kecepatan didalam
memonitor mutu hasil pekerjaan di lapangan, maka PT. Seneca Indonesiaakan
mengadakan laboratorium tambahan yang akan berlokasi di lahan kantor proyek.
Pada laboratorium kedua ini akan dilengkapi dengan beberapa peralatan
laboratorium untuk pengujian tanah dan pengujianbeton, termasuk peralatan untuk
pengujian kepadatan tanah / lapis pondasi agregat di lapangan dengansand cone.
3. Daftar Mobilisasi Personil
Pelaksanaan
pekerjaan paket proyek ini mengusulkan staf inti proyek yang terdiri dari :
General Super Intendent
Highway
Engineer
Material Engineer.
Quantity enginner.
Petugas K3Tenaga kerja yang akan diadakan / dimobilisasi ke
lapangan untuk melaksankan pekerjaan paket pyoyek ini,akan terdiri dari :a.
Mandorb.
Pekerja terlatihc.
Pekerja BiasaSeluruh staf inti
proyek tersebut beserta staf lainnya sesuai dengan usulan di dalam Struktur
Organisasi Kerja,akan dimobilisasikan ke lokasi proyek dalam kurun waktu 7
(tujuh) hari sejak diterbitkan Surat Perintah MulaiKerja (SPMK). Sedangakan
mobilisasi tenaga kerja akan disesuaikan dengan kebutuhan yang tercermin
dariRencana Kerja/Schedule.
4. Mobilisasi Peralatan
Daftar jenis peralatan yang akan
dimobilisasi ke lapangan untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan utamapada paket
proyek ini, sesuai dengan kebutuhan alat untuk melaksanakan pekerjaan.
. Pengukuran Lapangan dan Shop
Drawing
Dalam periode mobilisasi ini, PT.
Seneca Indonesia akan melakukan pengukuran berdasarkan data titikdasar dan
titik tetap ( Bench Mark ) kerangka dasar eksisting, selanjutnya diikuti dengan
pemasangan BenchMark, pengukuran poligon, pengukuran sipat datar, pengukuran
situasi detail dan staking out. Hasil dariPengukuran ini akan disajikan dalam
bentuk gambar sesuai skala gambar yang ditentukan dalam spesifikasiteknis, yang
akan menghasilkan gambar kerja (shop drawings )
berupa gambar situasi, potongan
memanjangdan usulan potongan melintang ( profil desain). Gambar kerja
tersebut akan dimintakan persetujuannya dariPengawas Proyek / Direksi. Gambar
kerja yang telah disetujui tersebut kemudian akan menjadi dasarpelaksanaan
pekerjaan dilapangan (Site Execution
).
6. Analisa Sumber Material (Quarry)
Uraian mengenai analisa sumber
material ini dimaksudkan untuk memberi gambaran secara rinci bagaimanabahan dan
material dasar untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi ini diperoleh, bagaimana
dan dimanaproses pengelolahanpencampuran akan dilakukan serta bagaimana proses
pengangkutan material tersebutke lokasi proyek yang dikaitkan dengan
pengendalian lalu lintas (traffic
management ).Pembahasan analisa sumber bahan ini akan dibatasi pada
beberapa bahan/ material dasar utamayangdiperlukan antara lain :1.
BoulderBoulder yang akan digunakan diambil dari quarry silumajang
dengan jarak rata-rata sekitar ± 24 km dariBase camp. Boulder / Batu Belah yang
sudah terseleksi kualitasnya tersebut akan diproses untuk dijadikanbatu pecah
(agregat kasar, agregat halus dan abu batu) yang kemudian akan digunakan
sebagai campuran :1.
AC WC2.
AC BC / AC BC Leveling3.
AC Base4.
Agregat Kelas
A5.
Agregat Kelas
B6.
Agregat Kelas
SPemecahan boulder menjadi batu pecah
akan menggunakan mesin pemecah batu (
Stone crusher
) sedangkanuntuk pencampuran menjadi
aspal panas (
hotmix
) adalah menggunakan Asphalt Mixing
Plant.2.
Batu untuk pekerjaan
pasanganMaterial batu yang akan digunakan untuk pekerjaan pasangan batu dengan
mortar (saluran) danpasangan batu (tembok penahan tanah) akan diambil dari
lokasi quarry didaerah Kulu Serono. Material yangtelah terseleksi sesuai
persyaratan spesifikasi akan diangkat ke lokasi proyek dengan menggunakan
angkutandari suplier (diterima ditempat).
3.
Pasir pasangMaterial pasir yang akan digunakan untuk pekerjaan pasangan
batu akan diambil dari quarry di daerahTanjung Balai yang berjarak sekitar ± 79
km ke lokasi pekerjaan. Material tersebut akan diangkut denganangkutan dari
suplier ( diterima ditempat ).4.
Timbunan biasa dan timbunan
pilihanMaterial timbunan biasa diambil dari lokasi quarry dengan jarak angkut
15 km ke lokasi pekerjaan.Sedangkan untuk material timbunan pilihan akan
diambil dari quarry yang berjarak 60 km ke lokasipekerjaan.5.
AspalAspal yang akan digunakan untuk
pelaksanaan pekerjaan campuran aspal adalah dari jenis aspal minyakyang
mempunyai titik lembek
48°C. Aspal Minyak tersebut akan diangkut dengan menggunakan tangkiaspal
langsung dari lokasi gudang supplier ke lokasi base camp utama PT. Seneca
Indonesia. Pengujian awalterhadap penetrasi dan titik lembek aspal akan selalu
dilakukan sebelum aspal tersebut dibongkar di basecamp, kemudian pemeriksaan
kedua akan dilakukan lebih detail di laboratorium, sebelum aspal tersebutdapat diterima.6.
Bahan Aditif
Anti PengelupasanBahan Aditif Anti Pengelupasan yang
akan digunakan untuk campuran aspal panas akan diangkutlangsung dari lokasi
gudang supplier ke lokasi base camp utama PT. Seneca Indonesia (diterima
ditempat).7.
Baja TulanganBaja tulangan akan didatangkan da di stock oleh supplier
kelikasi penyimpanan bahan dekat lokasikantor lapangan, yaitu setelah hasil
pemeriksaan kwalitas baja tulangan tersebut lolo uji.
II.2
Pengendalian Mutu Bahan Dasar dan Pekerjaan
Untuk memantau dan menjamin mutu
bahan dan hasil pekerjaan, maka PT. Seneca Indonesia akan
mengusulkanlaboratorium utama di base camp Kp. Yaman Labuhan Batu dan
laboratorium penunjang yang akan diadakan di lokasiproyek. Laboratorium ini
dilengkapi dengan minimal uji, antara lain :a.
Pemeriksaan / pengujian tanah
Kepadatan laboratorium
CBR Laboratorium
Berat jenis tanah
Batas batas Atterberg
Analisa
saringan
Kadar air
Kepadatan lapangan dengan metode
kerucut (sand come)
Pemeriksaan / pengujian beton
Slump
test
Cube/cylinder
moulds
C. Untuk pemeriksaan / uji aspal
Pengujian metode Marshall
Ekstraksi dengan metode sentrifugal
Ekstraksi dengan metode Refluks
Berat jenis
agregat kasar
berat jenis agregat halus
Pengeboran benda uji inti (core
drill)
Termometer logam
Penetrometer
Titik lembek
Dan perlengkapan / peralatan
lain.Pengendalian mutu bahan dan hasil pekerjaan di lapangan akan dilakukan
dengan berpedoman pada beberapareferensi (standar rujukan) sebagai berikut :
Spesifikasi
Umum dan Spesifikasi Khusus (bila ada)
Standar AASHTO dan Standar Nasional
Indonesia (SNI)
Prosedur pengendalian mutu dalam
Sistem Manajemen Mutu PT. Seneca Indonesia sesuai ISO 9001 2008Pengendalian mutu ini akan
dilakukan sejak pengadaan seluruh bahan dasar yang akan digunakan dalam
pekerjaan ini.Pengendalian mutu ini dijalankan untuk memeriksa dan menjamin
bahwa bahan-bahan yang digunakan dalampekerjaan ini telah memenuhi atau
melebihi ketentuan yang disyaratkan dalam spesifikasi. Pemeriksaan mutu
bahantersebut akan dilakukan secara
intern
PT. Seneca Indonesia dengan
melibatkan
Quality
Control
(Material Engineer)
tingkat pusat dan di lapangan.
Hasil pengendalian mutu secara intern ini, selanjutnya akan diperiksakan secara
externdengan melibatkan pihak external untuk mendapatkan persetujuan, dalam hal
ini adalah dari konsultan supervise danDireksi
Pekerjaan.Untuk gambaran lebih jelas mengenai pengendalian mutu ini,
dapat di lihat dalam flow chart yang melampiri dokumenini.
II.3 Uraian Metode Kerja1.
a. Pekerjaan
Umum ( Persiapan )
Memobilisasi GS, staf inti dan
pelaksana serta peralatan konstruksi .
b.Melakukan koordinasi dengan
pihak-pihak terkait didaerah dimana lokasi proyek berada, khususnyadengan pihak
kepolisian untuk menentukan waktu / jam kerja yang diijinkan dan yang terbaik
ditinjaudari segi kepadatan lalu lintas.
c.Menyiapkan peralatan komunikasi
untuk petugas lapangan, agar dapat berkomunikasi dengan base campsehingga
selalu terpantau kondisi kepadatan lalu lintas dilapangan.
d.Menyiapkan
kantor lapangan dan fasilitas penunjang.
e.Melakukan pengukuran lapangan dan
pembuatan shop drawings.
f.Melakukan
dokumentasi (photo) pada kondisi progres nol persen.g.
Bila diperlukan, melakukan pengujian
tanah (soil investigations) untuk mengetahui secara teliti kondisitanah yang
sebenarnya , khususnya didalam mengantisipasi pelaksanaan pekerjaan peebaran
jalan.h.
Melakukan pengujian bahan dasar yang
akan digunakan termasuk pembuatan job mix formula.i.
Menentukan tempat pembuangan hasil
pembersihan dan tanah galian yang tidak dapat dipakai untukkonstruksi.
2.Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan
Minor
Pelaksanaan pekerjaan pengembalian
kondisi jalan (minor) akan dimulai dengan menginventariskan kondisipermukaan
existing jalan saat dilakukan Field Engineering. Dari hasil FE (
field engineering
) tersebut akandidapat lokasi-lokasi
yang mengalami kerusakan yang perlu dikembalikan kondisinya dengan
menggunakancampuran aspal panas. Pelaksanaan pekerjaan ini akan dilakukan dalam
periode mobilisasi.
3.Pekerjaan
Tanah
a.Setelah hasil pengukuran dan hasil
pengujian tanah serta usulan shop drawings termasuk didalamnyasistem
pengendalian lalu lintas disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka pekerjaan tanah
untuk pondasipelebaran jalan dapat dimulai dengan terlebih dahulu melakukan pekerjaan
pembersihan dan pengupasantop soils
b.Tanah digali dengan excavator
dengan ukuran dan kedalaman sesuai gambar kerja yang disetujui.
c.Material hasil galian tanah
termasuk hasil pembersihan dan pengupasan top soils ini akan dibuang
kelokasipembuangan yang telah disiapkan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
d.Setelah dimensi dan elevasi galian
pada pelebaran jalan tercapai sesuai dimensi dan elevasi rencana, makaakan
dilakukan penyiapan dan pemadatan badan jalan (subgrade) pada lokasi galian
tersebut.
e.Pada lokasi pelebaran jalan dimana
terdapat pekerjaan timbunan pilihan, maka sebelum pekerjaanpenimbunan dengan
timbunan pilihan dimulai, akan dilakukan trial section (penghamparan
danpemadatan) untuk mendapatkan persetujuan terhadap metode kerja penumbunan
yang akandilaksanakan. Bahan timbunan pilihan yang digunakan akan diangkut
dengan dump truck dari Quarry.
f.Bila diperlukan maka pada lokasi
pekerjaan timbunan biasa juga akan dilakukan trial section untukmendapatkan
persetujuan terhadap metode kerja penimbunan yang akan dilaksanakan, sebelum
pekerjaanpenimbunan biasa tersebut dilakukan. Bahan timbunan biasa yang
digunakan akan diangkut dengan dumptruk
dari lokasi pekerjaan.
g.Semua pekerjaan penimbunan akan
dilakukan dengan penghamparan dan pemadatan lapis per lapis,dengan ketebalan
gembur setiap lapisan tidak lebih dari 20 cm.
h.Lapisan terkhir dari timbunan
pilihan maupun timbunan biasa akan dilakukan uji kepadatan denganmenggunakan alat Sand cone.
Pekerjaan Drainase
a.Pekerjaan Drainase akan dimulai
dengan melakukan pengukuran situasi dan elevasi dasar saluran,khususnya outlet
dari existing saluran untuk menentukan ketinggian (arah dan kelandaian)
saluranrencana dengan menggunakan titik ikat yang disetujui dan diikuti dengan
pemasangan patok serta profilkemiringan galian.b.
Saluran drainase yang ada, untuk
sementara direlokasi agar tetap berfungsi sebelum pekerjaan drainaseyang
permanen selesai dilaksakan, kondisi ini dimaksudkan untuk menjaga aliran air
disekitar lokasiproyek dalam mengantisipasi musim hujan. Dewatering kemudian
akan dilakukan terhadap salurandrainase lama yang dipindahkan, sebelum
pekerjaan pelebaran jalan dilokasi bekas saluran drainasetersebut
dilaksanakan.c.
Untuk menjaga kestabilan pekerjaan
pelebaran jalan, maka pekerjaan penggalian dan penimbunanuntuk membentuk
saluran drainase akan dilaksanakan secara bertahap dan disesuaikan dengan
progrespekerjaan tersebut diatas.d.
Pada daerah drainase yang telah
tergali dan tebentuk serta elevasi dasar saluran telah sesuai dengandimensi
gambar kerja yang disetujui dan juga telah dipadatkan, maka sesuai lokasi yang
direncanakanakan dilanjutkan dengan pekerjaan pemasangan batu dengan mortar.e.
Untuk daerah saluran yang terbentuk
dengan penimbunan, maka pekerjaan pemasangan batu kali akandikerjakan apabila
pekerjaan penimbunan tersebut telah memperhatikan sesetabilan.
Pekerjaan Struktur Perkerasan
Pelebaran Jalan,
a.Lapisan strukur perkerasan pada
pelebaran jalan, akan dimulai dari urutan pekerjaan penghamparantimbunan
pilihan, agregat kelas B, agregat kelas A, pekerjaan pengaspalan yang terdiri
dari lapis ACBase, AC Binder dan AC WC.b.
Proses pemadatan akan dilakukan
untuk menyiapkan tanah dasar sebelum timbunan pilihan,penyiapan badan jalan
tersebut dilakukan dengan menggunakan alat pemadat mekanis
danperapihannyadibantu dengan tenaga manusia.c.
Pekerjaan penghamparan lapis
material timbunan pilihan, lapis pondasi bawah (agregat kelas B) danlapis
pondasi atas (agregat kelas A), pada pekerjaan pelebaran akan dilakukan dengan
menggunakanmotor grader dan dipadatkan lapis per lapis dengan menggunakan
Tandem Roller. Untuk mendapatkankepadatan yang maksimum pada kadar air optimum
yang direncanakan, maka dilapangan akanditempatkan satu unit water tank untuk
sewaktu waktu akan diperlakukan dalam mengendalikan kadarair saat proses
pemadatan.d.
Pekerjaan penghamparan dan pemadatan
aspal panas (hotmix) diatas permukaan agregat A yang telahdiprime coat akan
dilaksanakan / dimulai dengan lapisan AC Base, dilanjutkan dengan AC Binder danACWC.e.
Tack coat
sebagai bonding akan dilakukan sebelum pekerjaan lapisan untul ACBC dan ACWC.
6.Pekerjaan Beton K-250
a.Sesuai gambar dalam dokumen
tender, maka volume pekerjaan beton K-250 akan digunakan sesuaigambar atau
petunjuk Direksi dan atau pekerjaan lainnya sesuai hasil field engineering yang
telahdisetujui Direksi Pekerjaan.b.
Beton K-250 di produksi secara
manual (concrete mixer). Material berupa pasir, semen dan agregatkasar diterima
dilokasi pekerjaan.c.
Secara umum tahapan pelaksanaan
pekerjaan beton K-250 untuk pekerjaan diatas (butir a ) dapatdiuraikan secara
berikut :
Pekerjaan akan dimulai dengan
pembuatan shop drawings untuk kemudian dimintakanpersetujuannya dari Direksi
Pekerjaan.
Baja Tulangan yang telah dirakit
(cutting and bending) di base camp akan dibawa kelokasipekerjaan untuk
dipasangkan sesuai shop drawings. Baja tulangan akan dipasangkan / diikatdengan
menggunakan kawat beton.
Pekerjaan dilanjutkan dengan
pembuatan dan pemasangan bekisting yang terbuat dari balok kayudan multiplex
untuk membentuk dimensi struktur sesuai shop drawings.
Sebelum dilakukan pengecoran beton,
maka semua hasil rakitan penulangan dan bekisting akandibersihkan terlebih
dahulu dan dimintakan persetujuannya dari Direksi Pekerjaan.
Untuk menjaga agar tidak terjadi
pemisahan agregat (segredasi) dari beton, maka pengecoranbeton akan dilakukan
dengan menggunakan luncuran manual.
Selama proses pengecoran, beton akan
diperiksa kekentalannya dengan uji slump dan terhadapbeton yang lolos uji, akan
dituangkan dan pemadatan beton akan dilakukan dengan menggunakanconcrete
vibrator sedemikian rupa agar tidak terjadi bleeding.
Untuk mengetahui kondisi kekuatan
beton, maka atas persetujuan Direksi Pekerjaan, akandilakukan pengambilan dan
pembuatan benda uji kubus/silinder.
V. PEKERJAAN PENUNJANG
Pekerjaan penunjang merupakan
pekerjaan sementara yangmempengaruhi kelancaran / keberhasilanpennyelesaian
pekerjaan dan salah satunya adalah
Manajemen Pengaturan Lalu Lintas.IV. 1. Manajemen Pengaturan Lalu
LintasPengaturan lalu lintas merupakan hal yang sangat penting untuk
diperhatikan dalam pelaksanaanpekerjaan jalan ini . untuk setiap tahapan
pekerjaan dan sepanjang waktu pelaksanaan, diupayakan tidakmengganggu aktifitas
arus lalu lintas yang ada di jalan tersebut. Terhambatnya aktifitas arus lalu
lintas dilokasi pekerjaan dan daerah sekitarnya akan menimbulkan kerugian bagi
pengguna jalan dalam berbagaiaspek, safety bagi para pengguna jalan perlun
mendapat jaminan agar tidak menimbulkan kerugian bagiseluruh pihak.Manajemen
pengaturan lalu lintas dalam pelaksanaan pekerjaan dapat di lakukan dengan
denganbewrbagai cara antara lain:1.
memasang berbagai jenis rambu rambu pengaman di sekitar lokasi
pekerjaan secara tepat danbenar, baik secara fungsi bentuk dan lokasi penempatan
sesuai spesifikasi dan ketentuan yang ada.
Menempatkan petugas pengatur lalu
lintas secara efektif dan efisien untuk mengatur danmengerahkan arus lalu
lintas yang ada.
Mengatur secara tepat jadwal
pelaksanaan setiap jenis pekerjaan yang ada. Pekerjaan pekerjaanyang akan menimbulkan
gangguan besar (friction) terhadap arus lalu lintas, di atur
jadwalnyasedemikian rupa sehingga pelaksanaan pekerjaan tidak terlalu
mengganggu arus lalu lintas yang adadan menimbulkan kepadatan arus lalulintas
yang berarti.
Jika tidak memingkinkan melakukan
pekerjaan pada siang hari, maka untuk pekrjaan tertentu seperti
overlay
, akan
dilakukan pada malam hari dengan memasang penerangan yang cukup, agar tidakmengganggu arus lalu lintas.
teknik pengaturan lalu lintas selama
pekerjaan diperlihatkan didalam gambar terlampir.
Terima kasih infonya. Sukses selalu..
BalasHapusslam kenal
BalasHapussaya calon civil enggineering
salam kenal juga bro...calon civil enggineering
Hapus